Yusnar Yusuf Rangkuti: Islam Agama yang Berasaskan Keseimbangan dan Toleransi

By Admin

nusakini.com--KH Yusnar Yusuf Rangkuti, Khatib Idul Adha 1439 Hijriah Masjid Istiqlal menegaskan, sekalipun semua prinsip dan nilai Islam kekal dan jelas, malah dipercayai sempurna, tetapi mesti disadari bahwa umat tidak akan pernah berjaya dan kuat dalam membangun tamaddun agama, bangsa, dan negara, seandainya perpecahan dan fitnah terus terjadi.  

"Allah mengingatkan kita pada Surah Al-Anfal ayat 46. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berselisih yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar," kata Yusnar, seorang ulama dari Sumatera Utara yang juga pengurus Al Washliyah di hadapan ribuan umat muslim di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/08). 

Tampak hadir dalam prosesi Shalat Idul Adha 1439 H, Wapres Jusuf Kalla, pimpinan lembaga pemerintah, sejumlah menteri kabinet kerja, para duta besar dan pejabat di Kementerian Agama. Yusnar menambahkan, sesungguhnya perkara yang paling penting untuk ditumpukan ialah mengamalkan manhaj atau pendekatan yang seimbang (wasathiyah) karena agama Islam adalah agama yang berasaskan keseimbangan dan toleransi.  

Maka reformasi tidak akan tercapai jika ada kebencian, hasad dengki dan permusuhan. Ada pun sifat kasih sayang, akhlak yang baik, bertoleransi dan berprasangka baik adalah jaminan selepas keimanan kepada Allah untuk melahirkan umat yang baik, masyarakat yang stabil serta negara yang aman dan makmur. 

"Ketahuilah, bahwa perselisihan antara umat manusia itu merupakan sunnatullah. Namun, uslub perbincangan yang dilakukan secara hikmah, lembut, bersangka baik dan mesra adalah amat dituntut bagi mendapatkan kata sepakat dan keberkahan, " ujarnya.  

Setiap umat Islam, lanjut Yusnar, wajib mengetahui bahwa mengukuhkan tali persaudaraan itu adalah jihad yang membawa kepada kemaslahatan. Sebab dengan demikian itu, umat Islam dapat mengalahkan segala musuh, terutama musuh yang ada dalam diri yaitu nafsu dan godaan setan.  

Selain itu, umat juga hendaklah menghindar diri dari pengaruh yang berpotensi membawa kepada sikap ekstrem, radikal, intoleransi, adudomba yang amat tidak berakhlak. Ini berkaitan dengan sabda baginda Rosul Muhammad SAW: 

Mengutip Hadist Bukhari, Yusnar mengatakan “Dari Ibnu ‘Abbas Rodiallahuanhu, bahwa Rosulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda pada hari penaklukan Makkah (Fatkhu Makkah): ‘Tiada lagi hijrah selepas pembukaan Futuh Mekah, tetapi (yang tinggal hanyalah) jihad dan niat. 

"Rasulullah mengajari kita makna perpaduan. Lihat saja bagaimana kejayaan Rasulullah SAW dalam menyatukan Aus dan Khazraj di Madinah. Kelompok yang saling bermusuhan itu bersatu atas nama persaudaraan dan demi kasih sayang. Islam melarang keras segala bentuk penindasan, kezaliman, permusuhan atau intoleransi. Kerana Islam adalah agama yang membawa rahmat ke seluruh alam, Rahmatan Lilalamin," tandasnya. 

Pantauan di lokasi, sejak pukul 04.10 WIB, ribuan umat muslim sudah tampak berbondong-bondong memasuki kawasan masjid dengan gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, serta dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat ini. Antrian pun mengular tepat di gerbang utama dan pintu masuk lainnya yang dijaga pasukan pengamanan presiden di masjid yang mampu menampung lebih dari 200.000 jamaah. 

Di setiap gerbang jemaah harus melewati pintu X ray untuk pemeriksaaan. Walhasil, layaknya di bandara, sejumlah barang bawaan jemaah seperti korek api menumpuk di meja samping pintu X Ray karena tidak diizinkan petugas dibawa ke dalam masjid. Begitu juga lalu lintas di sekitar Masjid Istiqlal terpantau padat seperti jalan di samping Kantor Kementerian Agama dan di depan Gereja Katedral. Banyak jemaah yang memarkirkan kenderaan di kawasan parkir Kantor Kemenag lantaran kawasan parkir Masjid Istiqlal dan jalan sekitarnya sudah dipadati kendaraan.(p/ab)